Kekuasaan merupakan proses yang alamiah disemua kelompok atau organisasi. Meskipun anda mungkin sudah pernah mendengar ungkapan power corrupt and absolute power corrupt absolutely (kekuasaan itu korup dan kekuasaan penuh akan sepenuhnya korup). Kekuasaan sediri tidak selalu berarti buruk. Sebagaimana dinyatakan oleh seorang pengarang sebagian besar obat dapat membunuh jika dimakan dalam dosis yang salah dan ribuan orang meninggal setiap tahun akibat kecelakaan mobil tetapi kita tidak membuang bahan-bahan kimia atau mobil lantaran bahaya yang menyertainya. Kita justru menganggap bahaya itu merupakan dorongan untuk mendapatkan pelatihan dan informasi yang akan membantu menggunakan daya-daya ini secara produktif. Hal yang sama berlaku pada kekuasaan, kekuasaan adalah realitas kehidupan organisasi dan hal ini tak akan hilang. Selanjutnya dengan mempelajari bagaimana kekuasaan bekerja dalam organisasi anda akan lebih mampu menggunakan pengetahuan anda tersebut untuk membantu diri anda sendiri menjadi seorang manajer yang lebih efektif.

Defini Kekuasaan

Kekuasaan (power) mengacu pada kemampuan A untuk mempengaruhi perilaku B sehingga B bertindak sesuai dengan keinginan A. Definisi ini mengimplikasikan sebuah potensi yang tidak perlu diaktualisasikan agar efektif dan sebuah hubungan ketergantungan.

Kekuasaan  boleh saja ada tetapi tidak digunakan. Karena itu kekuasaan merupakan suatu kemampuan atau potensi. Seseorang bisa saja memiliki kekuasaan tetapi tidak menjalankannya. Barangkali aspek terpenting dari kekuasaan adalah bahwa hal ini merupakan fungsi ketergantungan (dependency). Semakin besar ketergantungan B pada A , semakin besar pula kekuasaan A dalam hubungan tersebut. Ketergantungan pada gilirannya didasarkan pada alternative-alternatife yang dipersepsi oleh B dan nilai penting yang B berikan pada alternatife-alternatife yang A kendalikan.

Membandingkan Kepemimpinan dan Kekuasaan

Apa perbedaan antara kedua istilah ini. Salah satu perbedaannya terkait dengan kesesuaian tujuan. Kekuasaan tidak mensyaratkan kesesuaian tujuan hanya ketergantungan. Sebaliknya, kepemimpinan mensyaratkan keserasian antara tujuan pemimpin dan mereka yang dipimpin. Perbedaan kedua berkaitan dengan arah pengaruh. Kepemimpinan berfokus pada pengaruh kebawah kepada para pengikut. Kepemimpinan meminimalkan pola-pola pengaruh ke samping dan ke atas. Kekuasaan tidak demikian, perbedaan lain lagi terkait dengan penekanan penelitian. Penelitian mengenai kepemimpinan, sebagian besar menekankan gaya. Penelitian tersebut mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti sberapa suportif semestinya seorang pemimpin? sampai tingkat mana proses pengambillan keputusan harus dilakukan bersama dengan para pengikut? sebaliknya mengenai kekuasaan cenderung mencakup bidang yang lebih luas dan terfokus pada taktik-taktik untuk memperoleh kepatuhan dari anak buah. Penelitian ini melampaui individu sebagai pelaksana kekuasaan karena kekuasaan dapat digunakan oleh kelompok dan juga individu untuk mengendalikan individu atau kelompok-kelompok lain.

Landasan Kekuasaan

Kekuasaan Formal

Kekuasaan formal didasarkan pada posisi seorang individu dalam sebuah organisasi. Kekuasaan formal dapat berasal dari kemampuan untuk memaksa atau member imbalan, atau dari wewenang formal.

Kekuasaan Koersif

Landasan kekuasaan koersif (coercive power) adalah rasa takut. Seseorang memberikan reaksinya terhadap kekuasaan  ini karena rasa takut terhadap akibat-akibat negative yang mungkin terjadi jika ia tidak patuh. Kekuasaan koersif mengandalkan aplikasi, atau ancaman aplikasi, sanksi fisik yang menimbilkan rasa sakit, menimbulkan frustasi melalui pembatasan gerak, atau pengendalian paksa terhadap kebutuhan dasar fisiologis atau keamanan.

Ditingkat organisasi, A memiliki kekuasaan koersif atas B jika A dapat memberhentikan, menunda, atau menurunkan pangkat B, dengan asumsi B menghargai pekerjaannya. Demikian pula, jika A dapat menugasi B dengan aktivitas kerja yang tidak menyenangkan B atau mengancam B sedemikian sehingga B dipermalukan, dapat dikatakan bahwa A memiliki kekuasaan koersif atas B. Kekuasaan koersif juga bisa diperoleh karena seseorang memegang informasi kunci. Dalam sebuah organisasi, orang yang memiliki data atau pengetahuan yang dibutuhkan orang lain dapat membuat orang lain bergantung pada mereka.

Kekuasaan Imbalan

Kebalikan dari kekuaaan koersif adalah kekuasaan imbalan (reward power). Orang memenuhi keinginan atau arahan orang lain karena, dengan berbuat demikian, ia akan mendapatkan manfaat positif; karena itu, seseorang yang dapat membagikan imbalan atau pennghargaan yang dipandang orang lain bernilai akan memiliki kekuasaan atas orang lain itu. Imbalan ini bisa bersifat financial-seperti pengendalian tingkat upah, kenaikan upah, dan bonus; atau nonfinansial-termasuk pengakuan, promosi, penugasan kerja yang menarik, kolega yang ramah, dan wilayah kerja atau wilayah penjualan yang lebih disukai.

Kekuasaan Legimitasi

Kekuasaan ini melambangkan kewenangan formal untuk mengendalikan dan memanfaatkan sumber-sumber daya organisasi.

posisi-posisi yang memiliki kewenangan mencakup kekuasaan koersif dan imbalan. Namun, kekuasaan legitimasi lebih luas daripada kekuasaan untuk memaksa  dan memberikan imbalan. Secara spesifik, kekuasaan ini mencakup penerimaan wewenang suatu jabatan oleh anggota-anggota dalam sebuah organisasi.

Kekuasaan Pribadi

Kekuasaan karena keahlian

Kekuasaan karena keahlian (expert power) adalah pengaruh yang diperoleh dari keahlian, ketrampilan khusus, atau pengetahuan. Keahlian telah menjdai salah satu sumber pengaruh yang paling kuat karena dunia semakin berorientasi pada teknologi. Karena pekerjaan semakin terspesialisasi, kita menjadi semakin bergantung kepada para ahli untuk mecapai tujuan.

Kekuasaan Rujukan.

Kekuasaan rujukan (referent power) didasarkan pada identifikasi terhadap seseorang yang memiliki sumberv daya  atau sifat-sifat personal yang menyenangkan. Jika saya menyukai, menghormati, dan mengagumi anda. Anda dapat menjalankan kekuasaan atas saya karena saya ingin menyenangkan hati anda.

Landasan Kekuasaan Manakah yang Paling efektiff?

Penelitian secara cukup jelas menunjukkan bahwa sumber-sumber kekuasaan yang bersifat pribadilah yang paling efektif. Kekuasaan karena keahlian maupun rujukan secara positif berkaitan dengan kepuasan karyawan terhadap penyeliaan, komitmen keorganisasian mereka, dan kinerja mereka, sedangkan kekuasaan imbalan dan legitimasi tampaknya tidak terkait secara langsung dengan hasil-hasil semacam ini. Disamping itu, salah satu sumber kekuasaan formal-kekuasaan koersif-malah bisa menjadi boomerang karena secara negative terkait dengan kepuasaan dan komitmen karyawan.

Ketergantungan : Kunci Menuju Kekuasaan

Postulat umum tentang ketergantungan

Mari kita mulai dengan sebuah postulat umum: Semakin besar ketergantungan B kepada A, semakin besar kekuasaan A atas B. ketika anda memiliki apapun yang dibutuhkan orang ain dan hanya anda seorang dirilah yang mengendalikannya, Anda membuat orang lain bergantung kepada anda, dank arena itu, anda berkuasa atasnya.

Apa yang Menyebabkan Ketergantungan?

Nilai Penting

Jika tak seorang pun menginginkan yang anda miliki, ketergantungan pada anda tidak akan tercipta. Karena itu, untuk menciptakan ketergantungan, hal-hal yang anda control haruslah hal-hal yang dipandang penting.

Kelangkaan

Sebagaimana dinyatakan sebelumnya, jika sesuatu itu berjumlah banyak, kepemilikaan atasnya akan meningkatkan derajat kekuasaan anda. uatu sumber daya harus dilihat sebagai sesuatu yang langka guna menciptakkan ketergantungan. Ini dapat membantu menjelaskan bagaimmana para bawahan dalam sebuah organisasi yang memiliki pengetahuan penting yang terakhir ini.

Keadaan Tak tergantikan

Semakin sedikit pengganti yang tersedia bagi suatu sumber daya, semakin besar kekuasaan yang diberikan oleh control atas sumber daya tersebut. Pendidikan yang lebih tinggi sekali lagi menyediakan contoh yang sempurna. Di universitas-universitas dimana ada tekanan yang kuat bagi tenaga pengajar untuk menerbitkan karya mereka, kita dapat mengaatakan bahwa kekuasaan seorang kepala jurusan atas seorang tenaga pengajar berkorelasi terbalik dengan banyaknya publikasi tenaga pengajar yang bersangkutan.

Taktik Kekuasaan

Penelitian telah mengidentifikasi Sembilan macam taktik pengaruh :

–          Legitimasi

Mengandalkan posisi kewenangan seseorang atau menekankan bahwa sebuah permintaan selaras dengan kebijakan atau ketentuan dalam organisasi.

–          Persuasi rasional

Menyajikan argument-argumen yang logis da berbagai bukti factual untuk memperlihatkan bahwa sebuah permintan itu masuk akal

–          Seruan inspirasional

Mengembangkan kommitmen emosional dengan cara menyerukan nilai-nilai, kebutuhaan, harapan, dan ispirasi sebuah sasaran.

–          Konsultasi

Meningkatkan motivasi dan dukungana dari pihak yang menjadi sasaran dengan cara melibatkannya dalam memutuskan bagaimana rencana atau perubahan akaan dijalankan.

–          Tukar Pendapat

Memberikan imbalan kepada target atau sasaran berupa uang atau penghargaan lain sebagai ganti karena mau menaati suatu permintaan

–          Seruan Pribadi

Meminta kepatuhan berdasarkan persahabatan atau kesetiaan

–          Menyenangkan orang lain

Menggunakan rayuan, pujian, atau perilaku bersahabat sebelum membuat permintaan.

–          Tekanan

Menggunakan peringatan, tuntutan tegas, dan ancaman

–          Koalisi

Meminta bantuan orang lain untuk membujuk sasaran (target) atau menggunakan dukungan orang lain sebaagai alas an agar si sasaran setuju.

Pengaruh ke atas Pengaruh ke bawah Pengaruh ke samping
Persuasi rasional Persuasi rasional

Seruan inspirasional

Tekanan

Konsultasi

Menyenangkan orang lain

Tukar pendapat

Legitimasi

Persuasi rasional

Konsultasi

Menyenangkan orang lain

Tukar pendapat

Legitimasi

Seruan pribadi

Koalisi

Kekuasaan dalam Kelompok : Koalisi

Koalisi (coalition) adalah suatu kelompok informal yang diikat oleh satu isu perjuangan uang sama.

Prediksi apa yang dapat kita buat mengenai pembentukan koalisi?

pertama, koalisi dalam organisasi sering kali berupaya memperbesar ukuran mereka sampai maksimal. Dalam teori ilmu politik, koalisi bekerja secara lain- mereka mencoba meminimalkan ukuran. Mereka cenderung puas dengan ukuraan yang secukupnya asalkan dapat menjalankan kekuasaan yang diperlukan guna mencapai sasaran mereka.

Prediksi lain mengenai koalisi berkaitan dengan kadar kesalingtergantungan di dalam organisasi. Lebih banyak koalisi yanag bisa tercipta bilaman terdapat banyak ketergantungan tugas dan sumber daya.

Terakhir, pembentukan koalissi akan dipengaruhi oleh tugas-tugas actual yang dijalankan oleh para pekerja. Semakin rutin tugas sebuah kelompok, semakin besar kemungkinan akan terbentuk koalisi. Semakin rutin peekerjaan yang orang lakukan, semakin besar ketergantungan mereka.

Pelecehan Seksual : Ketidakseimbangan Kekuasaan di Tempat Kerja

Pelecehan seksual (sexual harassment) didefinisikan sebagai segala aktivitas bersifat seksual yang tidak diinginkan dan memengaruhi pekerjaan seorang individu, serta menciptakan suasana kerja yang tidak nyaman. Ini mencakup sentuhan fisik yang tak diinginkan, permintaan kencan yang berulang sementara orang yang diajak jelas-jelas tidak berminat, dan ancaman disertai kekerasan bahwa seseorang akan kehilangan pekerjaan jika ia menolak ajakan berhubungan seks. Masalah-masalah tersebut kini bisa muncul dalam bentuk pelecehan seks yang lebih samar-pandangan atau komentar yang tak senonoh, lelucon yang jorok, barang-barang seks seperti gambar berbau seks yang ditempel di tempat kerja, atau salah tafsir dimana batas antara “berteman” mengabur dan “pelecehan” dimulai.

Sebuah studi baru-baru ini menyimpulkan bahwa 58 persen kaum perempuan melaporkan telah mengalami perilaku yang berpotensi dianggap sebagai pelecehan dan 24 persen melaporkan telah mengalami pelecehan seksual ditempat kerja.

Pelecehean seksual adalah masalah kekuasaan, yaitu seorang individu mencoba mengendalikan atau mengancam individu lainnya. Tindakan ini salah. dan berbuat tidak senonoh terhadap perempuan atau laki-laki manapun menyalahi hokum. Namun anda dapat memahami bagaimana pelecehan seksual muncul ke permukaan dalam organisasi jika anda menganalisisnya dalam bingkai kekuasaan telah dijelaskan.

Bagaimana pelecehan seksual dapat menyebabkan kehancuran sebuah organisasi, tetapi tindakan ini sebenarnya dapat dihindari. Peran seorang manajer dalam mencegah pelecehan seksual sangat penting. Beberapa cara agar para manajer dapat melindungi diri mereka sendiri dan karyawan mereka dari pelecehan seksual adalah sebagai berikut :

  1. Pastikan adanya sebuah kebijakan yang dengan tepat mendefinisikan hal-hal yang merupakan pelecehan seksual, yang member tahu karyawan bahwa mereka dapat dipecat karena melakukan pelecehan seksual semacam itu kepada karyawan lain, dan yang menetapkan prosedur untuk menyampaikan keluhan.
  2. Yakinkan karyawan bahwa mereka tidak akan menghadapai balasan jika mereka menyampaikan keluhan mereka.
  3. Selidiki setiap keluhan dan ikut sertakan divisi legal dan sumber daya manusia perusahaan.
  4. Pastikan bahwa pelakunyaa terkena sanksi aatau diberhentikan
  5. Adakan seminar internal untuk membangkitkan kesadaran karyawan akan isu-isu seputar pelecehan seksual.